November 22, 2024

LIPPO PEDULI memberikan dukungan bagi Anak Penyandang Disabilitas Intelektual Asih Budi

0

 

Jakarta, 31 Agustus 2015 – Sebagai salah satu bentuk Corporate Social Responsilibity (CSR) dan kepedulian terhadap permasalahan sosial, pendidikan dan kesehatan di Indonesia, Lippo Group melalui Program Lippo Peduli bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan bantuan untuk pendidikan bagi masyarakat yang membutuhkan baik dari segi finansial, infrastruktur, sarana penunjang atau dukungan lainnya.

Sebagai kepedulian terhadap para penyandang disabilitas intelektual / tuna grahita agar mereka mampu menjadi insan mandiri dan dapat berkontribusi dalam masyarakat, Lippo Group melalui program Lippo Peduli memberikan bantuan pembangunan ruang workshop dan empat ruang kelas di Sekolah Luar Biasa Asih Budi, Jl. Pendidikan Duren Sawit, Jakarta Timur. Pembangunan sarana belajar sebesar Rp 2 Milyar ini dilakukan pada periode Pebruari 2015 sampai bulan Juni 2015 dan siap digunakan untuk tahun akademik 2015-2016.

Dalam sambutannya, Ibu Retno Astoeti Aryanto S, SE sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Asih Budi menyampaikan bahwa dengan perluasan gedung ini diharapkan dapat meningkatkan program pemberdayaan pemberian pendidikan dan latihan untuk membekali para tuna grahita, komunitas yang termarginalkan.  Tujuan pendidikan dilakukan secara berkelompok untuk kehidupan di masyarakat, tidak hanya dari jenjang TK – SMK, tapi pembekalan agar siap pakai di masyarakat. Beliau menjelaskan bahwa saat ini jumlah penyandang disabilitas intelektual versi Stanford Binne : 2% ringan (mild), 0.5% sedang (moderate) dan 0.25% berat (profound) dari penduduk dunia. Perkiraan jumlah tersebut di Indonesia adalah 2.75% dari 280 juta sekitar 7.7 juta.

Realita yang dihadapi adalah penyandang disabilitas intelektual tinggi, tetapi pelayanan minim, akibatnya mereka menjadi komunitas termarginalkan. Yayasan Asih Budi merupakan Lembaga Kesejahterahan Sosial (LKS) penyelenggara dan pelaksana diklat / rehab sosial para Penyandang Disabilitas Intelektual (PDI) yang mengupayakan pembinaan program sentra Pengembangan Sosial dan Vokasional Penyandang Disabilitas Intelektual (PSVPDI) sebagai wujud model pelayanan versi UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahterahan Sosial yaitu : Negara bertanggungjawab atas penyelengaraan kesejahteraan sosial yang diprioritaskan untuk mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak dan memiliki masalah sosial seperti halnya PDI, yang karenanya memerlukan proses rehabilitasi sosial. Lippo Group sebagai badan usaha yang dalam pelaksanaan tata kerjanya merupakan pemeduli masalah sosial, khususnya di bidang pendidikan, berperan sebagai penyedia dana yang disisihkan sebagai kewajiban dan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).

Sentra pemberdayaan sosial ini adalah kerja sama antara pemerintah (Kementrian Sosial), pengusaha (Lippo Group) dan masyarakat (Yayasan Asih Budi). Program sentra tersebut diadopsi oleh Kementrian Sosial dan menjadi proyek yang diujicobakan di Jakarta, untuk kemudian disebarluaskan secara nasional.

Prasasti peresmian ditandatangani oleh Ibu Retno Astoeti Aryanto S, SE sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Asih Budi dan DR (HC) Mochtar Riady sebagai Chairman Lippo Group. Hadir dalam acara ini Menteri Sosial Ibu Dra. Khofifah Indar Parawansa, Ibu Pia Alisjahbana, puteri dari pendiri Yayasan Asih Budi Almh. Ny. R.A.H. Soerjomihardjo dan sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Yayasan Asih Budi, Bapak Surjadi Soedirja, Purn TNI sebagai Komisaris Lippo Group, Bapak James T. Riady sebagai CEO Lippo Group, Bapak Theo Sambuaga sebagai Presiden Direktur Lippo Group, Bapak Emirsyah Satar, Prof. Didiek Rachbini, Dr. Farid Haryanto, Drs. Tanri Abeng, dll.

Workshop dan ruang kelas baru digunakan untuk Unit latihan kerja (Ulaka) lanjutan dari SMK yang saat ini berjumlah 44 orang. Program Ulaka dan workshop mempersiapkan para siswa untuk bekerja secara kelompok agar dapat memproduksi sesuatu untuk menghidupi kebutuhan mereka melalui : usaha penjilidan buku, usaha menjahit, usaha tata boga, usaha cetak sablon, di samping itu juga mereka harus dapat merapikan kamar dan tempat tinggal sehingga mereka belajar mengenai house keeping.

Yayasan Asih Budi yang sudah berdiri sejak 1957 dan sejak 2007 mengembangkan model pelayanan tuntas dan terpadu bagi Anak Penyandang Disabilitas Intelektual (APDI) ini, mengharapkan agar siswa memiliki kemampuan sebagai tenaga kerja terlatih, produsen hasil karya / produk yang berpangsa pasar dan menjadi tenaga wirausaha dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB). Selain kegiatan di atas, mereka juga belajar Pramuka, olah raga misalnya basket dan musik tradisional yaitu gamelan. Bahkan beberapa perwakilan dari mereka telah mengikuti Special Olympic World Summer Games (SOWSG) di Los Angeles dan memberikan prestasi yang membanggakan.

Di lingkungan sekolah Asih Budi, tersedia kantin dan toko yang menjual hasil karya siswa yaitu masakan berupa makanan kecil seperti pisang goreng, kue, dan hasil jahit berupa sarung bantal, tempat tissue, taplak meja, tutup galon aqua, dompet, celemek (penutup pakaian saat memasak), dll.

Keseluruhan jumlah siswa saat ini ada 120 orang, SD 33 siswa, SMP 20 siswa, SMK 23 siswa, Ulaka 34 siswa dan workshop 10 siswa.  Karena penyandang disabilitas intelektual ini sangat sensitif, kehadiran mereka di sekolah belum tentu dapat dipastikan datang setiap hari, kadang-kadang ada yang seminggu sekali atau sebulan sekali.

Lokasi sekolah ada dua yaitu Asih Budi I di Jl. Kuningan Menteng Dalam dan Asih Budi II di Duren Sawit. Jumlah karyawan ada 34 orang, terdiri dari 19 orang guru, salah satu diantaranya penyandang tuna rungu, dan staff 15 orang di antaranya 7 orang penyandang disabilitas intelektual alumnus Asih Budi.

Sebagaimana diketahui, Anak Penyandang Disabilitas Intelektual (APDI) adalah individu yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata – rata disertai dengan adanya hambatan perilaku adaptif, yaitu pada : Personal Living Skill (Keterampilan menolong diri sendiri) dan Social Living Skill (Keterampilan dalam hubungan interpersonal dan keterampilan dalam menggunakan fasilitas sehari–hari).

Dengan adanya kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam hal ini Kementrian Sosial, Yayasan Asih Budi dan Lippo Group, kemitraan ini merupakan suatu hal yang positif untuk dikembangkan pada bidang sejenis atau bidang lainnya.

Diharapkan kerja sama penyelenggaran kesejahterahan sosial melalui upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan dapat dilakukan oleh Pemerintah (dalam hal ini Kementrian Sosial), Propinsi / Kabupaten / Kotamadya, masyarakat dalam bentuk layanan sosial sebagai pelaksana dan sumber daya manusia, badan usaha untuk pendanaan yang disisihkan dari badan usaha sebagai kewajiban dan tanggungjawab sosial dan lingkungan / CSR dapat menjadi program nasional untuk membekali lebih banyak lagi Anak Penyandang Disabilitas Intelektual dan pendidikan anak-anak pada umumnya di seluruh Indonesia agar anak-anak bangsa dapat mandiri dan produktif, berkontribusi untuk memajukan dan mengharumkan nama bangsa.

Berikut Dokumentasinya :

https://scontent-hkg3-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xpa1/v/t1.0-9/s720x720/

Ibu R.A. Aryanto Ketua Dewan Pembina YAB (ujung kanan) akan menandatangani prasasti dengan Bapak Mochtar Riady (kedua dari kanan) disaksikan oleh Menteri Sosial (kiri kedua) dan Komisaris Lippo Group Bapak Surjadi Soedirdja (ujung kiri)

https://fbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xtf1/v/t1.0-9/s720x720/

Gunting pita tanda peresmian gedung baru SPSV YAB oleh Ibu Menteri Sosial

untuk melihat dokumentasi yang lainnya silahkan klik DISINI

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *